PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
(LIFE LONG EDUCATION)
Pendidikan seumur hidup (Life Long Education) dipakai
guna mengatasi permasaahan antara lain yaitu; kekurangan tenaga terampil,
jumlah lulusan bertumpuk, dan jumlah pengangguran bertambah setiap tahunnya.
Ketetapan MPR no. IV/1978 menyatakan “Pendidikan
berlangsng eumur hidup dan dilakasanakan di dalam lingkungan rumah tangga
sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”.
a. Tentang istilah
1)
Tahun 1970 PAUL LENGRAND
menerbitkan buku berjudul AN INTRODUCTION TO LIFE EDUCATION.
Berdasar
buku tersebut UNESCO membentuk komisi Internasional tentang pengembangan
Pendidikan di Ketuai oleh EDGAR PAURE (bekas menteri pendidikan dan perdana
menteri Perancis). Konsep pokok laporannya yang berjudul LEARNING TO BE yaitu
kebijaksanaan pendidikan di masa-masa mendatang hendaknya didasarkan kepada
asas pendidikan seumur hidup.
2)
Ahli pendidikan memakai
istilah ADULT EDUCATION dan OUT OF SCHOOL EDUCATION.
Istilah
adult education berbeda dengan konsep pendidika seumur hidup, sebab :
a. Istilah
ini menunjuk pada suatu bentuk pendidikan padahal pendidikan seumur hidup
merupakan asas pendidikan.
b. Istilah
tersebut mencerminkan bahwa pendidikan itu bersifat terminal.
c. Istilah
ini menunjukkan suatu bentuk program pendidikan di luar system pendidikan
formal yang bercorak vokasional dan ditunjukan pada para pemuda.
3)
Dalam kepustakaan
digunakan istilah : CONTINUING EDUCATION, EDUCATION PERMENENTE, FUTHER
EDUCATION, dan REGUR RENT EDUCATION.
Tahun
1960 UNESCO mengadakan konferensi di Montrea tentang ADULT EDUCATION. Hasil
konferensi tersebut yaitu kesepakatan tentang Negara menggunakan istilah FUTHER
EDUCATION.
Istilah-istilh
CONTINUING EDUCATION, EDUCATION PERMENTE dan FUTHER EDUCATION digunakan untuk
menunjukan bahwa proses pendidikan itu
berlangsung setelah seseorang menyelesaikan program pendidikan formal di
sekolah. Jadi istilah itu tidak tepat menunjukan consensus pendidikan seumur
hidup. Sedangkan pendidikan seumur hidup mencakup ruang lingkup yang lebih luas
yaitu pendidika formal, non formal, dan informal.
4)
OLAP FALME menteri
pendidikan Swedia dalam konferensi menteri-menteri pendidikan tahun1960 se
eropa keenam di Versailles, istilah RECURRENT EDUCATION olehnya dipakai untuk menunjukan keseluruhan proses
pendidikan yang terjadi setelah seseorang mengakhiri pendidikan formalnya.
Dari
beberapa istilah tersebut dapat ditarik kesimpulan :
a) Konsep
pendidikan seumur hidup (Life Long Education) tidak diganti dengan beberapa
istilah di muka secara memuaskan.
b) Pendidikan
seumur hidup itu suatu asas bahwa proses pendidikan itu kontinu sejak manusia
dilahirkan sampai akhir hayatnya.
c) Proses
pendidikan seumur hidup mencakup bentuk-bentuk secara informal dan formal ang
berlangsung di keluarga, sekolah, tempat pekerjaan, dan kehidupan masyarakat.
d) Konsep
pendidika seumur hidup lebih lengkap bila dirumuskan dengan LIFE LONG
EDUCATION.
b. Dasar Pikiran Pendidikan
Seumur Hidup
Beberapa
cara menijau dasar pemikiran pendidikan seumur hidup yaitu :
1.
Tinjauan idiologis
Semua manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang
sama, khususnya hak memperoleh pendidikan dan meningkatkan pengetahuan serta
ketrampilan. Pendidikan seumur hidup memberi peluang besar bagi individu yang
ingin mengembangkan potensinya dalam kehidupan.
2. Tinjauan
ekonomis
Pendidikan
seumur hidup dapat menjauhkan kita dari kebodohan dan kemelaratan. Dengan cara
ini memungkinkan seseorang untuk :
a. Meningkatkan
produktivitasnya
b.
Memelihar dan
mengembangkan sumber daya yang dimiliki
c.
Memungkinkan hidup dalam
lingkungan yang sehat dan menyenangkan
d.
Mempunyai motivasi dalam
mendidik dan mengasuh anak-anaknya tepat hingga peranan pendidikan dalam
keluarga sangat besar dan penting.
3.
Tinjauan Sosiologis
Salah satu masalah pendidikan di Negara berkembang
adalah pemborosa pendidikan yang disebabkan oleh sebagian orang tua kurang
menyadari pentingnya pendidikan, putus sekolah, bahkan tidak sekolah sama
sekali, yang berakibat bertambahnya jumlah buta huruf.
4. Tinjauan
Politis
Negara kita demokratis dengan menyadari hak dan
kewajiban. Tugas pendidikan seumur hidup berfungsi sebagai pendidikan kewarga
negaraan perlu diberikan kepada tiap warga Negara.
5. Tinjauan
Teknologis
Majunya ilmu pengetahuan dan teknolog para
pemimpin, teknisi, guru, dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu harus
enantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi untuk menambah cakrawala
pengetahuan.
6. Tinjauan
Psikologis dan Pedagogis
Tugas pendidikan formal yang utama adalah
bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat kepada anak
untuk belajar terus menerus sepanjang hayat, memberi ketrampilan kepada anak
untuk secara lincah menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang dengan
cepat berubah-ubah. Maka semua itu perlu diciptakan kondisi yang merupakan
pengetrapan life long education.
c.
Implikasi
Implikasi pada program pendidikan
secara garis besar sebagai berikut :
a.
Pendidikan baca tulis.
Pengetahuan baru diperoleh dari membaca.
Dan membaca membantu mengembangkan kecakapan anak.
b.
Pendidikan kejuruan
Dengan majunya teknologi dan industry maka
pendidika kejuruan tidak boleh dipandang sekali jadi dan selesai. Program
pendidika bersigat remedial dan para lulusan sekolah itu menjadi tenaga trampil
dan produktif harus terus menerus menyesuaikan kemajuan teknologi mutakhir.
c.
Pendidikan professional
Para professional peril mengikuti
perubahan dan sikapnya terhadp profesi masing-masing. Ini merupakan realisasi
pendidikan seumur hidup.
d.
Pendidikan kea rah perubahan
dan pengembangan
Dengan berkembangnya IPTEK maka
mempertegas asas pendidikan seumur hidup sebagai konsekuensi penting untuk
mengikuti perkembangan tersebut.
e.
Pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Dalam pemerintahan dan masyarakat yang demokratis,
maka kedewasaan warga Negara sangat penting. Untuk itu pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik itu merupakan bagian yang penting dari
pendidikan seumur hidup.
f.
Pendidikan kultural dan
pengisian waktu luang
Orang yang terpelajar harus memahami dan
menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah, kesusastraan, pandangan
hidup, kesenian bangsanya. Atas dasar itu maka pendidikan kultural dan
pengisian waktu luang secara konstruktif merupakan bagian penting dari pada
pendidikan seumur hidup.
2.
Implikasi pada sasaran
pendidikan
a.
Para petani
Di Negara berkembang, petani merupakan golongan
penduduk terbesar yang biasanya masih tradisional dan percaya mitos karena
pendidikan yang rendah, atau bahkan tdak memperoleh sama sekali. Maka
pendidikan yang diberikan hendaknya :
1) Menolong
meningkatkan produktivitas dengan cara mengajarkan berbagai ketrampilan dan
teknik bertani, yang memungkinkan meningkatkan hasil taninya.
2) Mendidik
mereka agar dapat memenuhi kewajiban sebagai warga Negara dan sebagai kepala
keluarga yang baik, sehingga menyadari pentingnya pendidikan.
3) Mendidik
mereka bagaimana memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatanyang produktif dan
menyenangkan.
b. Para
remaja putus sekolah
Berbagai sebab yang membuat mereka putus
sekolah. Dari mereka ini perlu diberikan pendidikan yang kultural dan
kegiatankegiatan yang rekreatif serta pendidikan yang bersifat remedial.
c. Para
pekerja yang berketrampilan
Hendaknya mereka diberi program
pendidikankejuruan dan teknik yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki.
Program pendidikan yng diberikan harus
mengandung :
1) Mampu
menyelamatkan mereka dari bahaya ketinggalan zaman.
2) Membuka
jalan bagi mereka untuk naik tingkat dalam rangka promosi kedudukan yang lebih
baik.
d. Para
teknisi dan golongan professional
Golongan ini sangat menentukan berhasil
tidaknya pembangunan. Pendidikan seumur hidu perlu untuk selalu menambah dan
memperbarui pengetahuan dan ketrampilan.
e. Para
pemimpin masyarakat
Hendaknya mereka mampu memadukan antara
pengetahuan dengan keahlian di samping harus selalu memperbarui sikap dan
gagasannya, sesuai dengan kemajuan dan pemangunan.
f. Para
anggota masyarakat yang sudah tua
Karena pesatnya IPTEK, banyak pengetahuan
yang belum mereka ketahui pada waktu masih muda.
0 komentar:
Posting Komentar