Selasa, 02 Juni 2015



PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
(LIFE LONG EDUCATION)
Pendidikan seumur hidup (Life Long Education) dipakai guna mengatasi permasaahan antara lain yaitu; kekurangan tenaga terampil, jumlah lulusan bertumpuk, dan jumlah pengangguran bertambah setiap tahunnya.
Ketetapan MPR no. IV/1978 menyatakan “Pendidikan berlangsng eumur hidup dan dilakasanakan di dalam lingkungan rumah tangga sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”.

a.       Tentang istilah
1)        Tahun 1970 PAUL LENGRAND menerbitkan buku berjudul AN INTRODUCTION TO LIFE EDUCATION.
Berdasar buku tersebut UNESCO membentuk komisi Internasional tentang pengembangan Pendidikan di Ketuai oleh EDGAR PAURE (bekas menteri pendidikan dan perdana menteri Perancis). Konsep pokok laporannya yang berjudul LEARNING TO BE yaitu kebijaksanaan pendidikan di masa-masa mendatang hendaknya didasarkan kepada asas pendidikan seumur hidup.
2)        Ahli pendidikan memakai istilah ADULT EDUCATION dan OUT OF SCHOOL EDUCATION.
Istilah adult education berbeda dengan konsep pendidika seumur hidup, sebab :
a.       Istilah ini menunjuk pada suatu bentuk pendidikan padahal pendidikan seumur hidup merupakan asas pendidikan.
b.      Istilah tersebut mencerminkan bahwa pendidikan itu bersifat terminal.
c.       Istilah ini menunjukkan suatu bentuk program pendidikan di luar system pendidikan formal yang bercorak vokasional dan ditunjukan pada para pemuda.

3)        Dalam kepustakaan digunakan istilah : CONTINUING EDUCATION, EDUCATION PERMENENTE, FUTHER EDUCATION, dan REGUR RENT EDUCATION.
Tahun 1960 UNESCO mengadakan konferensi di Montrea tentang ADULT EDUCATION. Hasil konferensi tersebut yaitu kesepakatan tentang Negara menggunakan istilah FUTHER EDUCATION.
Istilah-istilh CONTINUING EDUCATION, EDUCATION PERMENTE dan FUTHER EDUCATION digunakan untuk menunjukan bahwa proses pendidikan itu  berlangsung setelah seseorang menyelesaikan program pendidikan formal di sekolah. Jadi istilah itu tidak tepat menunjukan consensus pendidikan seumur hidup. Sedangkan pendidikan seumur hidup mencakup ruang lingkup yang lebih luas yaitu pendidika formal, non formal, dan informal.
4)        OLAP FALME menteri pendidikan Swedia dalam konferensi menteri-menteri pendidikan tahun1960 se eropa keenam di Versailles, istilah RECURRENT EDUCATION olehnya  dipakai untuk menunjukan keseluruhan proses pendidikan yang terjadi setelah seseorang mengakhiri pendidikan formalnya.

Dari beberapa istilah tersebut dapat ditarik kesimpulan :
a)      Konsep pendidikan seumur hidup (Life Long Education) tidak diganti dengan beberapa istilah di muka secara memuaskan.
b)      Pendidikan seumur hidup itu suatu asas bahwa proses pendidikan itu kontinu sejak manusia dilahirkan sampai akhir hayatnya.
c)      Proses pendidikan seumur hidup mencakup bentuk-bentuk secara informal dan formal ang berlangsung di keluarga, sekolah, tempat pekerjaan, dan kehidupan masyarakat.
d)     Konsep pendidika seumur hidup lebih lengkap bila dirumuskan dengan LIFE LONG EDUCATION.

b.      Dasar Pikiran Pendidikan Seumur Hidup
Beberapa cara menijau dasar pemikiran pendidikan seumur hidup yaitu :
1.             Tinjauan idiologis
Semua manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang sama, khususnya hak memperoleh pendidikan dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan. Pendidikan seumur hidup memberi peluang besar bagi individu yang ingin mengembangkan potensinya dalam kehidupan.
2.    Tinjauan ekonomis
Pendidikan seumur hidup dapat menjauhkan kita dari kebodohan dan kemelaratan. Dengan cara ini memungkinkan seseorang untuk :
a.       Meningkatkan produktivitasnya
b.      Memelihar dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki
c.       Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan
d.      Mempunyai motivasi dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya tepat hingga peranan pendidikan dalam keluarga sangat besar dan penting.
3.    Tinjauan Sosiologis
Salah satu masalah pendidikan di Negara berkembang adalah pemborosa pendidikan yang disebabkan oleh sebagian orang tua kurang menyadari pentingnya pendidikan, putus sekolah, bahkan tidak sekolah sama sekali, yang berakibat bertambahnya jumlah buta huruf.
4.    Tinjauan Politis
Negara kita  demokratis dengan menyadari hak dan kewajiban. Tugas pendidikan seumur hidup berfungsi sebagai pendidikan kewarga negaraan perlu diberikan kepada tiap warga Negara.
5.    Tinjauan Teknologis
Majunya ilmu pengetahuan dan teknolog para pemimpin, teknisi, guru, dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu harus enantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi untuk menambah cakrawala pengetahuan.
6.    Tinjauan Psikologis dan Pedagogis
Tugas pendidikan formal yang utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat kepada anak untuk belajar terus menerus sepanjang hayat, memberi ketrampilan kepada anak untuk secara lincah menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang dengan cepat berubah-ubah. Maka semua itu perlu diciptakan kondisi yang merupakan pengetrapan life long education.

c.         Implikasi
              Implikasi pada program pendidikan secara garis besar sebagai berikut :
a.         Pendidikan baca tulis.
Pengetahuan baru diperoleh dari membaca. Dan membaca membantu mengembangkan kecakapan anak.
b.        Pendidikan kejuruan
Dengan majunya teknologi dan industry maka pendidika kejuruan tidak boleh dipandang sekali jadi dan selesai. Program pendidika bersigat remedial dan para lulusan sekolah itu menjadi tenaga trampil dan produktif harus terus menerus menyesuaikan kemajuan teknologi mutakhir.
c.         Pendidikan professional
Para professional peril mengikuti perubahan dan sikapnya terhadp profesi masing-masing. Ini merupakan realisasi pendidikan seumur hidup.
d.        Pendidikan kea rah perubahan dan pengembangan
Dengan berkembangnya IPTEK maka mempertegas asas pendidikan seumur hidup sebagai konsekuensi penting untuk mengikuti perkembangan tersebut.
e.         Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Dalam pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan warga Negara sangat penting. Untuk itu pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik itu merupakan bagian yang penting dari pendidikan seumur hidup.
f.         Pendidikan kultural dan pengisian waktu luang
Orang yang terpelajar harus memahami dan menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah, kesusastraan, pandangan hidup, kesenian bangsanya. Atas dasar itu maka pendidikan kultural dan pengisian waktu luang secara konstruktif merupakan bagian penting dari pada pendidikan seumur hidup.

2.        Implikasi pada sasaran pendidikan
a.    Para petani
              Di Negara berkembang, petani merupakan golongan penduduk terbesar yang biasanya masih tradisional dan percaya mitos karena pendidikan yang rendah, atau bahkan tdak memperoleh sama sekali. Maka pendidikan yang diberikan hendaknya :
1)   Menolong meningkatkan produktivitas dengan cara mengajarkan berbagai ketrampilan dan teknik bertani, yang memungkinkan meningkatkan hasil taninya.
2)   Mendidik mereka agar dapat memenuhi kewajiban sebagai warga Negara dan sebagai kepala keluarga yang baik, sehingga menyadari pentingnya pendidikan.
3)   Mendidik mereka bagaimana memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatanyang produktif dan menyenangkan.
b.    Para remaja putus sekolah
Berbagai sebab yang membuat mereka putus sekolah. Dari mereka ini perlu diberikan pendidikan yang kultural dan kegiatankegiatan yang rekreatif serta pendidikan yang bersifat remedial.
c.    Para pekerja yang berketrampilan
Hendaknya mereka diberi program pendidikankejuruan dan teknik yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.
Program pendidikan yng diberikan harus mengandung :
1)      Mampu menyelamatkan mereka dari bahaya ketinggalan zaman.
2)      Membuka jalan bagi mereka untuk naik tingkat dalam rangka promosi kedudukan yang lebih baik.
d.   Para teknisi dan golongan professional
Golongan ini sangat menentukan berhasil tidaknya pembangunan. Pendidikan seumur hidu perlu untuk selalu menambah dan memperbarui pengetahuan dan ketrampilan.
e.    Para pemimpin masyarakat
Hendaknya mereka mampu memadukan antara pengetahuan dengan keahlian di samping harus selalu memperbarui sikap dan gagasannya, sesuai dengan kemajuan dan pemangunan.
f.     Para anggota masyarakat yang sudah tua
Karena pesatnya IPTEK, banyak pengetahuan yang belum mereka ketahui pada waktu masih muda.

0 komentar:

Posting Komentar