Selasa, 02 Juni 2015

PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.    ARTI PENDIDIKAN
Sebelumnya kita akan membahas perbedaan antara Ilmu Pendidikan (paedagogiek) dan Pendidikan (paedagogie).
1)      Ilmu Pendidikan (Paedagogiek)
Hal ini lebih menitik beratkan pada pemikiran permenungan tentang pendidikan, tentang bagaimana sistem pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, sarana dan prasarana, cara penilaian, dll.
2)      Pendidikan (Paedagogie)
Hal ini lebih menekankan pada praktek yang menyangkut kegiatan belajar mengajar. Namun keduaya harus dilaksanakan beriringan dan jelas.
Sehingga dalam diktat ini banyak menggunakan istilah pendidikan dan mendidik.
1)      Arti pendidikan secara etimologi
Paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata yaitu “PAIS” artinya anak, dan “AGAIN” artinya membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.
2)      Secara definitif pendidikan (Paedagogie) diartikan oleh tokoh-tokoh berikut :
a.       John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual da emosional ke arah alam dan sesama manusia.
b.      Langeveld
Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingmya supayamenjadi dewasa, yang didasari sengaja antara orang dewasa dengan orang belum dewasa.
c.       Hoogeveld
Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap melaksanakan tanggung jawab dan tugasnya.
d.      SA. Bratanata dkk.
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung atau tidak langsung untuk membantu anak dalam mncapai kedewasaan.
e.       Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tapi kita membutuhkannya waktu dewasa.
f.       Ki Hajar Dewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat pada anak agar mencapai kesejahteraan sebagai manusia dan anggota masyarakat.
g.      GBHN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berkembang seumur hidup.
            Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan yaitu suatu kegiatan yang sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan kontinyu.
            Pada umumnya masalah pendidikan dibahas melalui 2 segi :
1)        Segi Pengertian Pendidikan
a.         Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “Paedagogiek”, berasal dari 2 kata “PAES” artinya “Anak” dan “Ago” artinya “Aku membimbing”. Jadi Paedagogiek berarti aku membimbing anak. Orang  yang membimbing/ membawa ketempat belajar dalam bahasa Yunani disebut “paedagogos’. Maka dari konteks di atas perbuatan membimbing maksudnya perbuatan mendidik.
b.        Dari segi essensialis, mendidik dirumuskan menjadi beberapa :
1)      Prof. Dr. M.Y. Langeveld : mendidik ialah mempengaruhi anak agar menjadi dewasa.
2)      Prof. Y.H.E.Y. Hoogeveld : mendidik ialah membantu anak agar kelak melaksanakan tugas hidup atas tanggungannya sendiri.
3)      Dr. Sis Heyster : mendidik ialah membantu manusia dalam pertumbuhan, agar kelak mendapat kebahagiaan batin yang sangat dalam yag dicapai tanpa menggangu orang lain.
4)      Prof. S. Brojonagoro : mendidik ialah memberi tuntutan kepada orang yang belum dewasa dalam pertumbuhan , sampai tercapainya kedewasaan jasmai dan rohaninya.
Dari keempat pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah pengaruh, bantuan atau tuntutan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab terhadap anak didik. Dari hal tersebut didapat dua pengertian tugas/ fungsi mendidik yaitu pembentukan pribadi da menyerahkan kebudayaan kepada generasi muda. Maka sikap generasi muda harus reseptif, selektif, dan continous, sehingga diharapkan adanya inovasi.
2)        Segi Pandangan Pendidikan Terhadap Sasarannya
Manusia bukanlah seekor makhluk biologis, melainkan seorang pribadi, seorang person, seorang subyek, artinya ia mengerti akan dirinya, ia mampu menempatkan dirinya dalam situasinya, ia dapat mengambil sikakp dan menentukan dirinya, nasibnya ada ditangan sendiri (Driyakara, 1980 : 82)
     Anak didik ialah mausia muda yang masih dalam taraf potensial, belum sampai taraf maksmal. Maka mendidik disebut perbuatan fundamental, karena mendidik itu memanusiakan manusia muda, proses hominisasi dan humanisasi yaitu perbuatan yang menyebabka manusia menjadi manusia (Driyarkara, 1980 :87). Proses hominisasi artinya penjadian mausia dari taraf potensial ke taraf maksimal (mampu berbuat selayaknya manusia), dan proses humanisasi ialah menunjukkan perkembangan yang lebih tinggi.
     Berdasarka rumusan diatas Driyarkara mengemukakan rumusan pendidikan sebagai berikut :
1)   Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi permanusiaan anak, dimana dia berproses untuk akhirnya memanusia sendiri sebagai manusia purnawan (Driyarkara, 1980 : 129). Pemanusiaan disini memiliki dua arti : pendidikan memanusiakan anak didik dan anak didik memanusiakan dirinya sendiri.
2)   Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal aya-ibu-anak, dimana terjadi pembudayaan anak, dimana dia berproses untuk akhirnya memanusia sendiri sebagai manusia purnawan (Driyarkara, 1980 : 130). Pembudayaan ini menunjukkan aktivitas yang baik dari pendidik dan anak didik. Pendidik membudayakan anak, dan anak karena dibudayakan itu membudayakan diri. Selanjutnya pembudayaan ini juga proses kearah pembudayaan yang “berdikari” oleh anak sendiri sebagai purnawan.
3)   Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dimana dia berproses untuk akhirnya memanusia sendiri sebagai manusia purnawan (Driyarkara, 1980 : 131).
Pelaksanaan disini adalah perjumpaan antara aktivitas pendidik dan aktivitas anak didik. Pendidikan juga memandang bahwa anak didik itu memiliki sifat-sifat : inndividualitas, sosialitas, moralitas, dan unisitas. Jika salah satu dari keempat ini tidak ada maka pendidikan akan mengalami kesulitan.
2.    PENTINGNYA PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
a.    Pentingnya Pendidikan
Pendidikan menjadi penting jika disorot dari dua sisi, yaitu :
1)   Segi anak
Anak adalah amnusia yang sedang tumbuh, maka pendidikan itu penting sekali karena mulai bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk dirinya. Oleh sebab itu bayi memerlukan bantuan, tuntunan, pelayanan, dorongan dari orang lain demi mempertahankan hidupnya dengan mendalami belajar bertahap demi mendapat kepandaian, ketrampilan, dan pembentukan sikap dan tingkah laku sehingga mampuberdiri sendiri dalam waktu yang lama.
2)   Segi orang tua
Pendidikan karena dorongan orang tua yaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat kodrati untuk mendidik anaknya baik phisik, sosila, emosi, maupun intelegensinya agar mendapat keselamatan, kepandaian,kebahagiaan, sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak tersebut yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa untuk dirawat sebaik-baiknya.
            Hal itu harus didasari kasih sayang orang tuan  agar sampai pada tujuananak berdiri sendiri, cara-cara tersebut yaitu :
a)      Adanya perawatan dan pemeliharaan tubuh bagi anak.
b)      Seiring pertumbuhan badan dan usia anak, tambah pulakeperluan belajar pengetahuan dan ketrampilanya.
Menurut Langeveld, pendidikan itu dapat dimulai sejak anak didik mengenal kewibawaan, kira-kira 3th, sebelumnya anak dapat diberikan pembiasaan (dressur). Setelah dewasa, pendidikan itu dapat diberikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan itu dimulai sejak anak dilahirkan dan berakhir setelah ia meninggal dunia (seumur hidup).
Dalam GBHN (Tap. MPR. No. IV/ MPR / 1973) diruuska bahwa : “Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup”.
Menurut Brojonagoro pendidikan dapat dimulai lebih awal, ketika calon suami-istri. Mereka berhati-hati pada ajaran “bibi-bebet-bobot”. Pendapat ini selaras dengan Notonagoro.
Kemungkinan Pendidikan
            Mengenai hal ini, ada beberapa pendapat :
1)        Aliran naturalisme (kodrat) berpendapat pendidikan itu tidak perlu, sebab perkembangan anak tergantung dari kodrat yang dibawanya sejak dia belum dilahirkan. Hal ini selaras dengan aliran nativisme (pembawaan) yaitu bayi membawa sifat-sifat orang tuanya. Penganut aliran ini antara lain Schopenhauer (Jerman).
2)        Aliran emprisime (pengalaman) berpendapat bahwa anak yang baru lahir itu seperti kertas yang masih putih bersih. Orang dapat menuliskan apapung pada kertas itu. Jadi pendidikan itu maha kuasa. Pendidikan membentuk anak sesuai seleranya. Penganutnya John Locke (Inggris), Herbart (Jerman).
3)        Aliran convergensi berpendapat bahwa aliran sebelumnya merupaka kesatuan mutlak didalam perkembangan anak didik. Jadi pendidikan maha kuasa tergantung dari pembawaan dan kodrat anak didik. Akivitas dan kematangan mempengaruhi keberhasilan anak didik. Penganutnya William Stern (Jerman).

b)   Pentingnya mempelajari Ilmu Pendidikan
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)   Untuk Pengenbaga Individu
Manusia sebagai makhluk berbudaya yang dapat mengembangkan dirinya. Berkembangnya kehidupan manusia  disebabkan oleh hal berikut ini :
a.       Adanya kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia, seperti intelek, imaginasi, fantasi
b.      Adanya usaha pengembangan potensi manusia sehingga berujud kemampuan yang nyata dan adanya usaha penyerahan nilai atau norma.
Atas dasar hal tersebut maka pendidikan adalah suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan.
2)   Bagi Pendidik pada Umumnya
Dengan memahami pendidikan pendidik didapati :
a.    Memudahkan praktek pendidikan
Dengan bekal ilmu pendidikan, kegiatan pendidik dapat direncanakan sistematis menuju tujuan yang ditetapkan.
b.    Dapat menimbulkan kecintaan pada diri pendidik  terhadap tugasnya, terhadap anak didik, dan terhadap kebenaran. Mengenai kecintaan pada pendidikan Jan Lingthart (ahli pendidik Belanda) mengemukakan: “Pendidikan adalah soal kecintaan, kebijaksanaa, dan kesabaran. Kebijakan dan kesabaran berkembang subur, apabila didukung oleh kecintaan”.
c.    Dapat menghindaribanyak kesukaran dan kesalahan dalam melaksanakan praktek pendidikan.
Kesalahan itu antara lain :
·         Cara mendidik terlalu keras
·         Cara mendidik tanpa memberi kesempatan berkembang
·         Kesalahan penekanan tujuan pendidikan
3)      Dari Segi Pembangunan
Dari GBHN tujuan pendidikan nasional : “Pendidikan Nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuha Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekertimemperkuat kepribadian….”.
Begitu pentingnya pendidika bagi bangsa, maka Pemerintah berusaha keras untuk :
a.       Meningkatkan usaha pemerataan penduduk.
b.      Meningkatkan mutu pendidikan disetiap tingkat pendidikan.
c.       Meningkatka relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan pembagunan.
d.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan pendidikan disemua jenjang.
3.PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
a.       Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Syarat-syaratnya
Ilmu Pengetahuan ialah suatu uraian lengkap dan tersusun tentang obyek. (Dr. Sutari Barnadib). Drs. Amir Danien Indrakusuma mengartikan ilmu pengetahuan ialah uraian yag sistematis dan metodis tentang suatu hal atau masalah.
Adapun syarat sesuatu disebut Ilmu Pengetahuan yaitu :
1)      Obyek Formal sendiri
2)      Metode Penelitian
3)      Sistematika Uraian
Ada yang menambahkan dengan Tujuan sebagai syarat keempat
Ad.1.   Obyek ilmu pengetahuan adalah obyek material yaitu bahan / masalah yang menjadi sasaran pembicaraan/ penelitiandari ilmu pengetahuan, dan obyek formal adalah sudut tijauan dari penelitian atau pembicara suatu imu pengetahuan.
Ad.2.   Setiap Ilmu Pengetahuan diharuskan memiliki metode penelitian/ penelaahan, yaitu cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Baik metode pengumpulan keterangan atau data maupun metode pengolahan data dengan pola pikir induktif atau deduktif.
Ad.3.   Sisitematika merupakan syarat Ilmu Pengetahuan yang otonom. Pengertian Sistem menurut :
a.         Allport
Sistem adalah sekumpulan unsur yag dinamis yang denga cara kaitan satu dengan yang lain saling tergantung, sehingga dengan kerja sama menurut aturan tertentu memperoleh hasil.
b.        L. James Harvey
Sistem adalah prosedur yag logis dan rasional merancang komponen dengan maksud berfungsi sebagai ksatuan usaha yang telah ditentukan.
c.         Drs. Madyo
Sistem adalah sejumlah komponen yang terorganisir sebagai kesatuan yang berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan tertentu.
d.        Koentjaraningrat
Sistem adalah susunan yang berfungsi dan bergerak yang ada pada realitet.
Dengan demikian, sistematika ialah uraian sejumlah komponen yang berkaitan satu dengan yang lain menurut susuan tertentu sehingga merupakan satu kesatuan yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
b.      Ilmu Pendidikan meemenuhi syarat Ilmu Pengetahuan
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan Ilmu Pendidikan memenuhi syarat Ilmu Pengetahuan berikut uraianya :
1)      Obyek Ilmu Pendidikan
a)      Obyek Material dan Obyek Formal.
Anak didik adalah manusia, berarti obyek ilmu pendidikan ialah manusia, tetapi manusa juga menjadi obyek ilmu sosial lain,maka manusia adalah obyek material.
b)      Obyek Formal
Obyek Formal disini ialah problema yang menyangkut Apa, Siapa, Mengapa, Bagaimana, Dimana. Dengan kata lain obyek formal adalah kegiatan manusia dalam membimbing manusia lain kepada kedewasaan.




d.      Kedudukan Ilmu Pendidikan pada Ilmu Pengetahuan
Berikut ini beberapa tokoh yang mengemukakan penggolongan ilmu pengetahuan, antara lain :
1.      Dr. Sutari Imam Barnadib
Dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis” membgai Ilmu Pengetahuan dalam dua golongan yaitu Ilmu Murni dan Ilmu Empiris. Ilmu Murni dibagi menjadi ilmu Pasti. Filsafat, Logika, sedangkan Ilmuu Empiris dibagi dalam dua golongan yang masih bercabang.
2.      Drs. Amir Daien Indrakusuma
Dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan” membagi Ilmu Pengetahuan menjadi 5 yaitu Matematika, Fisika, Biologi, Social Sciences, Metafisika. Dari kelima ilmu tersebut masih dikelompokkan menjadi beberapa lagi.
3.      Prof. Drs. W. J. Van De Woestijne
Dalam bukunya “Inlciding in Het Economisch Denken” membagi Ilmu pengetahuan dalam dua golongan yaitu Ilmu Pengetahuan yang didasarkan dasar pengalaman yaitu Alam tanpa kehidupan dan Alam hidup.
4.      Al-Ghazali
Dalam bukunya “Ihya ‘Ulumuddin” membagi ilmu pengetahuan dalam dua golongan yaitu Ukhrowy dan Duniawy yang masing-masing masih dibagi dalam beberapa golongan lagi.
            Kedudukan ilmu Pendidikan pada Ilmu Pengetauan menurut beberapa tokoh yaitu :
1.      Menurut Dr. Sutari Imam Bernadib dan Drs. Piet A Sahertian
a.       Ilmu Pendidikan termasuk Ilmu Pengetahan Empiris.
b.      Ilmu Pendidikan termasuk Ilmu Pengetahan Rohani
c.       Ilmu Pendidikan termasuk Ilmu Pengetahan Normatif
Menurut Dr. Sutari  ditinjau dari segi Pengalaman Ilmu Pendidikan termasuk Empirical Science.Ilmu Empiris ialah Ilmu yang terikat dengan obyek tertentu yag terdapat dalam pengalaman.Ilmu Pengetahuan Empiris terbagi menjadi dua :
a.    Ilmu-ilmu Pengetahuan Alam
b.    Ilmu-ilmu Pengetahuan Rohani
            Ilmu Pendidikan merupakan Ilmu Pengetahuan Rohani, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia,memandang anak sebagai makhluk susila dan akan dibawa ke arah budaya. Ilmu Pengetahuan Rohani diadakan secara Deskriptif dan Normatif, dari segi ini Ilmu Pendidikan termasuk Normatif, berdasar pemilihan yang baik dan buruk untuk anak khususnya untuk manusia pada umumnya.
2.      Menurut Drs. Amir Daien Indrakusuma
Ilmu Pendidikan termasuk Social Science
3.      Menurut Prof. Dr. W.J. van De Woestijne
Ilmu pendidikan termasuk ilmu-ilmu Pengetahuan Kemanusiaan.
4.      Menurut imam al-Ghazali
            Diperkirakan Ilmu Pendidikan termasuk dalam Ukhrowy. Menurut Abu Tholib Al-Makki, ilmu ukhrowy wajib dipelajari, khususnya yang MUKA SYAFAH.
Imam Ghazali menukil perkataan Abu Tholib Al-Makki sebagai berikut :
“Berkata Abu Tholib Al Makki bahwa ilmu yang diwajibkan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam hadist Nabi SAW : “Dirikanlah Islam atas lima sendi; mengakui bahwa tiada Tuhan selain ALLAH…(sampai akhir hadist).
            Menurut Ghazali, pengetahuan adalah Fardhu ‘Ain. Dan hukum mempelajarinya juga Fardhu ‘Ain.
            Berikut pengertian istilah ilmu yang perlu diketahui :
·           Ilmu Empris adalah ilmu yang mendasar pada pengalaman, lawannya Ilmu Murni. Obyeknya gejala kehidupan
·           Ilmu rohani disebut juga “Behavioral Sciences” yang mencari obyek dalam keaktifan rohani manusia. Lawannya Ilmu Pengetahuan Alam.
·           Ilmu Pengetahuan Normatif yaitu ilmu yang kaidah-kaidah norma tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan manusia, dengan pertimbangan nilai.
·           Ilmu Pengetahuan Deskriptif yaitu ilmu pengetahuan yang hanya melukiskan obyeknya.
·           Ilmu Matematika yaitu ilmu PASTI termasuk didalamnya ilmu hitung, ilmu ukur, mekanika.
·           Fisika yaitu ilmu yang bersifat “kealaman” antara lain Geologi (Ilmu Tanah), Mineralogi (Ilmu Pertambangan).
·           Biologi yaitu ilmu “alam hidup” (ilmu hayat), antara lain Ethnologi (ilmu tentang bangsa-bangsa).
·           Metafisika yaitu ilmu kefilsafatan antara Ontologi (ajaran tentang yang ada), Cosmologi 9ajaran tentang Alam), Theodicee (ajaran tentang Tuhan).
e.    Hubungan Teoritis dengan Praktis
       Teori dan Praktek salig bertutan. Dr. W.P. Napitupulu dalam bukunya “Dimensi-dimensi Pendidikan” menyatakan : Teeori pendidikan meliputi pengetahuan dan pengalaman yang disusun secara logis sistematis mengenai kegiatan dan usaha yang dijalankan dengan tujuan dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan”.
       Sebagai timbal balik pendapat tersebut,telah dinyatakan oleh Prof. Dr. M.J. Mangeveld dengan perkataannya :”Praktijk zonder theori is voov gekken en schurken”. Pernyaatan ini menegaskan praktek yang tidak diiringi teori tentu akan berakhir pemborosan dana, tenaga, dan waktu.
       Pendidikan dalam istilah Paedagogie berhubungan dengan praktek mendidik. Ilmu Pendidikan dalam istilah Paedagogie berhubungan dengan teori pendidikan yag mengutamakan ilmiah.
       Paedagogie lahir abad 19, namun telah didahului oleh tokoh. Tokoh ahli pikir zaman kuno yaitu Socrates, Plato, Aristoteles, Quiliition, Confocius. Tokoh ahli pikir zaman berikutnya yaitu J.A. Comennius, Pestalozzi, John Locke. Ilmu Pendidikan diakui sebagai ilmu otonom atas jasa J.F. Herbart pada abad 19.
       Ilmu Pendidikan (Paedagogiek) adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Teori pendidikan dapat digunakan untuk mengontrol praktek pendidikan dan praktek pendidikan dapat mengontrol teori pendidikan. Bahkan Mangkunegoro IV mengatakan “Ngelmu Iku Lakone Kanti Laku” artinya teori harus dipraktekan dalam perbuatan. Prof. Gurning, Teori tanpa praktek itu hanya bagi orang luar biasa (genius) dan praktek tanpa teori itu hanya untuk orang gila.
4.      UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
1)      Komunikasi
            Artinya interaksi hubungan timbal balik dari anak (orang belum dewasa) dengan orang tua atau pendidik (orang dewasa) dan sebaliknya.
2)      Kesengajaan
            Semua perbuatan merupakan proses kesengajaan yang didasari oleh orang dewasa demi anak.
3)      Kewibawaan
            Kewibawaan adalah pengaruh yang diterima dengan sukarela dimiliki oleh orang dewasa.. kewibawaan adalah tujuan akhir suatu pendidikan dilakukan. Dengan kewibawaan anak merasa dilindungi, percaya, dibimbing, dan menerima sukarela.
4)      Normatif
            Komunikasi tadi dibatasi oelh norma-norma yang berlaku.
a)      Norma sosial
·      Ketentuan nilai baik buruk
·      Sopan santun dalam pergaulan
·      Adat istiadat
·      Gotong royong
b)      Prinsip didaktik (pelajaran ordik umum)
·      Pengajaran harus aada aktivitas
·      Aktivitas menimbulkan pengalaman
·      Pengajaran berdasar minat, perhatian
·      Pengajaran menjalin teori dan praktek
·      Pengajaran berpaduan belajar dan bekerja
·      Pengajaran harus sistematis
·      Pengajaran dimulai dari hal kongkrit ke abstrak
·      Pengajaran dari sederhana ke kompleks
·      Pengajaran dimulai dari induksi ke deduksi
·      Pengajaran harus merangsag siswa belajar sendiri
5)      Unsur anak
Anak akan menerima pelayanan pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kenalilah anak sebaik mungkin.
6)      Unsuer kedewasaan/ tujuan


5.       JENIS-JENIS PENDIDIKAN
1)   Menurut tingkat dan sistem persekolahan
Setiap negara memiliki sistem persekolahan yang berbeda-beda, baik tingkat maupun jenis sekolah. Dinegara kita tingkat dan jenis persekolahan yaitu :
·         Tingkat Pra Sekolah
·         Tingkat Sekolah Dasar
Hal ini sekolah dasar ada dua yaitu sekolah dasar umum dan sekolah dasar luar biasa (SDLB). Untuk sekolah tingkat menengh pertama ada SMP dan SMP kejuruan. Untuk sekolah menengah tingkat atas ada SMA dan SMA Kejuruan (SMK,SMEA,SPG). Untuk perguruan tinggi ada jalur gelar  (S-1,S-2,S-3) dan non gelar (D-1,D-2,D-3).
2)      Menurut tempat berlangsungnya pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara ada tiga jenis sekolah yang disebut tripusat pendidikan yaitu :
Pendidikan didalam Keluarga
Pendidikan didalam Sekolah dan
Pendidikan didalam Masyarakat.
3)      Menurut cara berlangsungnya pendidikan
Ada dua yaitu Pendidikan Fungsional adalah pendidikan yang berlangsung secara naluriah tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja, dan Pendidikan Intensional adalah lawan dari fungsional yang program dan tujua sudah direncanakan.
4)      Menurut aspek pribadi yang disentuh jadi tidak menyentuh seluruh dari kepribadian anak didik, kita kenal pendidikan Orkes, pendidikan sosial, pendidikan Bahasa, pendidikan Kesenian, pendidikan Moral, pendidikan Sex, dll.
5)      Menurut Sifatnya yaitu :
a)      Pendidikan Informal, yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari sadar atau tidak sadar seumur hidup. Berlangsung dalam keluarga, masyarakat, pekerjaan, pergaulan sehari-hari.
b)      Pendidikan Formal, yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat. Berlangsung di Sekolah
c)      Pendidikan Non Formal, yaitu pendidikan yang dilakukan secara tertentu dan sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat.

0 komentar:

Posting Komentar